BRAND
Pengertian brand menurut David
A.Aaker adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah
logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari
seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu
brand membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor.
Sedangkan menurut William J. Stanton brand adalah nama, istilah, simbol atau
desain khusus atau beberapa kombinasi unsur ¬unsur ini yang dirancang untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Dengan
demikian, dapat disimpulkai bahwa brand mempunyai dua unsur, yaitu Brand name
yang terdiri dari huruf-huruf atau kata¬ kata yang dapat terbaca, serta Brand
mark yang berbentuk symbol.brand mengandung janji perusahaan untuk secara
konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. brand
lebih dari sekadar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian
berikut ini
- Atribut produk, seperti halnya
kualitas, gengsi, nilai jual kembali desain, dan lain-lain. Mercedes menyatakan
sesuatu mahal, produk yang dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi
tinggi, dan sebagainya.
- Manfaat.
Meskipun suatu brand membawa sejumlah atribut konsumen sebenarnya membeli
manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut brand diperlukan untuk
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional. Sebagai
gambaran, atribut "mahal" cenderung diterjemahkan sebagai manfaat
emosional, sehingga orang yang mengendarai mercedes akan merasa dirinya
dianggap penting dan dihargai.
- Nilai.
brand juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Mercedes menyatakan
produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya. Dengan demikian
produsen Mercedes juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat.
- Budaya.
brand juga mencerminkan budaya tertentu. Mercedes mencerminkan budaya Jerman
yang terorganisir, konsisten, tingkat keseriusannya tinggi, efisien, dan
berkualitas tinggi.
- Kepribadian.
brand juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu
menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang
brand produknya.
- Pemakai.
brand menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Pemakai Mercedes pada umumnya diasosikan dengan orang kaya, kalangan manajer
puncak, dan sebagainya. Pemakai Dimension Kiddies tentunya adalah anak-anak.
Jadi, brand adalah nama,
terminologi, tanda, simbul atau desain atau kombinasi diantaranya, yang
ditujukan untuk mendidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau
kelompok penjual dan untuk mebedakannya dari pesaing. Beberapa bagian brand
antara lain adalah nama brand, tanda brand, brand dagang, dan copyright. Nama
brand adalah bagian dari brand dimana bagian dari brand yang dapat disebutkan
atau dieja. Tanda brand adalah bagian dari brand yang tidak dapat dieja atau disebutkan,
seperti simbol, desain atau warna atau huruf yang berbeda. brand dagang adalah
brand atau bagian brand yang diberikan untuk melindungi secara hukum-yaitu
melindungi penjual untuk menggunakan hak eksklusif untuk menggunakan nama brand
atau tanda brand. Copyright adalah hak hukum eksklusif yang diberikan untuk
menggandakan, mempublikasikan, dan menjual segala sesuatu yang berbentuk buku,
musik atau karya artistik.
BRAND EQUITY
Menurut Susanto dan Wijanarko
(2004), dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan suatu
pembeda yang jelas, bernilai, dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya
saing perusahaan dan sangat membantu dalam strategi pemasaran (p. 2). Keller
(1993) juga menyatakan bahwa brand equity adalah keinginan dari seseorang untuk
melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Pengukuran dari brand equity
sangatlah berhubungan kuat dengan kesetiaan dan bagian pengukuran dari pengguna
baru menjadi pengguna yang setia (p. 43).
Beberapa pengertian brand equity
adalah:
1. Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan
liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa
kepada perusahaan atau pelanggan (p. 127).
2. East (1997), “Brand equity or brand strength is the control on purchase
exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be
exploited to produce revenue” (p. 29).
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan
menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3. Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential
effect that knowing the brand name has on customer response to the product or
service” (p. 292).
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat
diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi
nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap
barang atau jasa yang dijual.
Menurut Soehadi (2005), kekuatan
suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
1. Leadership: kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut
non-harga.
2. Stability: kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
3. Market: kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
4. Internationality: kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau
masuk ke negara atau daerah lain.
5. Trend: merek menjadi semakin penting dalam industri.
6. Support: besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
7. Protection: merek tersebut mempunyai legalitas (p. 147).
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004)
yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:
a. Brand awareness
Beberapa pengertian brand awareness
adalah sebagai berikut:
° Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek
tertentu.
° Menurut East (1997), “Brand awareness is the recognition and recall of a
brand and its differentiation from other brands in the field” (p. 29).
Artinya brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan
pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan.
Jadi brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang
menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya.
Ada 4 tingkatan brand awareness
yaitu:
1. Unaware of brand (tidak menyadari
merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana
konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan
merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli
memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali
terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk
menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda
dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek
tersebut.
4. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan
orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak
disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak
konsumen.
Ada 4 indikator yang dapat digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara
lain:
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya
merek apa saja yang diingat.
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek
tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke
dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek
ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.
b. Perceived quality
Didefinisikan sebagai persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
c. Brand association
Adalah sesuatu yang berkaitan dengan
ingatan mengenai sebuah produk.
Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan.
Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak
pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.
d. Brand loyalty
Merupakan ukuran kesetiaan seorang
pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama
sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian,
merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis
konsumen seperti ini suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen
switcher atau price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam
melakukan pembelian).
2. Tingkat kedua adalah para pembeli
merasa puas dengan produk yang digunakan, atau minimal tidak mengalami
kekecewaan. Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup
memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek
lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut
pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang
yang puas, namun memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu,
uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek
lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya
suatu pengorbanan apabila melakukan penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe
ini disebut satisfied buyer.
4. Tingkat keempat adalah konsumen
benar-benar menyukai merek tersebut.
Pilihan konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti
simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang
tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat
perasaan emosional dalam menyukai merek.
5. Tingkat teratas adalah para
pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan
atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi pelanggan
baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa pelanggan
sebenarnya(commited buyers).
e. Other proprietary brand assets
Adalah hal-hal lain yang tidak termasuk dalam 4 kategori diatas tetapi turut
membangun brand equity (pp. 127-134).
Sedangkan menurut Kim dan Kim (2004), brand equity meliputi 4 hal, antara lain
loyalitas merek, perceived quality, citra merek, dan brand awareness.
sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com
http://dhanyramadha.wordpress.com
http://rahmankasim.blogspot.com/2012/06/definisi-brandbrand-equityhow-to.html
https://johngudil.wordpress.com/2010/02/23/brand-awareness-overview/
http://nillariz.blogspot.com/2012/10/pengertian-brand.html